Aku lebih suka kopi
tanpa ampas yang tak terlalu manis bahkan lebih mendekati pahit dan jangan
sampai tidak ditambahkan beberapa takar creamer agar tak hitam legam. dengan
begitu terasa lebih harum dan gurih, menggoda untuk selalu dihirup pelan-pelan
dan meminumnya perlahan tanpa ada yang tersisa selama masih hangat,
kukira begitu pula
hidup, tak harus selalu menuntut sesuatu yang manis tapi jangan sampai
membiarkannya terpuruk dalam gelap penuh kecemasan malah sedikit-sedikit perlu
dibubuhi keemasan. meski sedikit, tapi kenikmatan hidup masih terasa walau
hanya seujung lidah atau tepian bibir yang basah. di nikmati perlahan walau
kadang tak selalu menyenangkan karena selalu ada sisa-sisa kepahitan sampai
ujung lidah dan tepian bibir. hidup setidaknya merasakan kehangatan.
seperti KOPI DENGAN
SEDIKIT GULA YANG MENYISAKAN RASA YANG TETAP PAHIT DENGAN BANYAK CREAMER HINGGA
TERLIHAT KENTAL yang setia tanpa ampun dan ketenangan internasional menemani
malamku hingga pagi menjelang dengan buku yang membuat khayalanku semakin
semarak berkembang seperti disirami dengan benar dan pupuk kualitas terkenal.
Aku tahu setidaknya
,seseorang atau lainnya harus mencoba dan merenungi setiap tegukan yang
menenangkan walau terkadang menemukan kesakitan atas kesadaran bahwa ini sebuah
kesendirian tentang nyanyian malam yang selalu memilukan setiap debaran atas
ingin yang belum pula tersampaikan bahkan terlupakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar